Wonosobo (LintasTopik.com) – Sebanyak 100 siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 35 Wonosobo menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh sebelum memulai proses pembelajaran tahun ajaran baru, Senin (14/7), di Balai Latihan Kerja (BLK) Wonosobo yang kini difungsikan sebagai sekolah sementara dan asrama.
Pemeriksaan meliputi skrining kesehatan umum, kebugaran, pemeriksaan penyakit menular seperti kusta, frambusia, TBC, serta pengecekan antropometri. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo, Jaelan, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan mendeteksi dini kondisi kesehatan siswa agar penanganan bisa segera dilakukan jika ditemukan penyakit.
“Mereka yang terdeteksi menderita scabies, TBC, atau kusta akan mendapatkan pengobatan terlebih dahulu sebelum mengikuti proses belajar,” jelas Jaelan.
Sekretaris Daerah Kabupaten Wonosobo, One Andang Wardoyo, yang turut meninjau pemeriksaan, mengatakan bahwa SRMA 35 Wonosobo termasuk dalam kategori 1B, sehingga pembelajaran belum dimulai karena masih menunggu kesiapan sarana dan prasarana.
“Pengerjaan ruang kelas dan asrama oleh Kementerian PUPR sedang dikebut. Ditargetkan akhir Juli seluruh fasilitas sudah siap,” ujarnya. Ia juga mengungkapkan bahwa Pemkab sedang mencari lahan seluas 8 hektare untuk pembangunan sekolah rakyat permanen berkapasitas 1.000 siswa.

Sekolah Rakyat tingkat SMA ini menjadi solusi atas tingginya angka putus sekolah di Wonosobo. Berdasarkan data Dinas Sosial PMD, terdapat hampir 1.000 lulusan SMP dan MTs yang tidak melanjutkan pendidikan.
SRMA 35 tahun ini menerima 100 siswa hasil penjaringan Dinsos PMD, terdiri dari 40 siswa laki-laki dan 60 siswa perempuan dalam 4 rombongan belajar. Kepala sekolah Anik Wulandari Permana menyebutkan, saat ini siswa sedang mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
“Guru berjumlah 19 orang termasuk kepala sekolah dan tenaga kependidikan 6 orang. Seluruh guru berstatus P3K dan telah mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG),” terang Anik.
Para siswa akan mendapatkan fasilitas penuh selama belajar, termasuk seragam, buku, tas sekolah, tempat tinggal di asrama, tiga kali makan, dan dua kali snack setiap hari. Kurikulum nasional akan digunakan dengan penyesuaian jadwal karena siswa juga mengikuti program pembinaan di asrama.***
Editor : Agus Hidayat