WONOSOBO (Lintas Topik.Com) – Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) menegaskan peran strategisnya dalam mengawal siklus kebangkitan ulama nusantara yang dipercaya akan memasuki fase baru di tahun 2026. Organisasi yang disebut sebagai “anak kandung Nahdlatul Ulama” ini kini telah menjangkau seluruh provinsi di Pulau Jawa dan mulai merambah hingga ke tingkat desa.
Dalam peringatan Haul Akbar Ki Ageng Wanasaba yang dipusatkan di Desa Plobangan, Selomerto, Wonosobo (29–31 Mei), Tokoh PWI LS KH Imaduddin Al Bantani menyampaikan bahwa gerakan ini bukan sekadar ziarah ke tokoh masa lalu, tapi bagian dari penegasan identitas perjuangan kaum pribumi dalam sejarah Islam Indonesia.
“Tahun 1826 ada perlawanan Pangeran Diponegoro, tahun 1926 lahir NU, dan kini kita memasuki fase ketiga. Ini bukan kebetulan, tapi bagian dari siklus sejarah yang harus kita kawal,” ujar KH Imaduddin kepada Lintas Topik, Sabtu (31/5).
KH Imaduddin menekankan pentingnya pemurnian sejarah. Ia mengkritisi banyaknya narasi sejarah yang tidak berdasar dan menyesatkan generasi muda.
“Penulisan sejarah yang salah akan menjadi bencana generasi. PWI LS hadir untuk meluruskannya dengan riset yang bisa dipertanggungjawabkan,” tegasnya.
Tak hanya bergerak dalam wilayah pemikiran, PWI LS juga dikenal aktif dalam kerja sosial, edukasi sejarah, hingga konsolidasi jaringan ulama dan santri di akar rumput. Bahkan di Brebes, jaringan PWI LS telah terbentuk hingga tingkat desa.
Gerakan Kebangkitan Pribumi yang diusung organisasi ini bukanlah eksklusif, melainkan ajakan terbuka kepada seluruh elemen bangsa untuk kembali merawat tanah leluhur dan mewariskan nilai-nilai spiritual Islam Nusantara kepada generasi mendatang.(***)
Editor : Agus Hidayat
