Ad imageAd image

Sudah 4 Kali Diajukan, Atap Kelas SD di Wonosobo Ambruk Saat Jam Sekolah

Ida Agus
50 Views
4 Min Read
Komisi D DPRD Wonosobo meninjau SDN Lebak Kaliwiro yang roboh atapnya , Senin 2/6. (dok. Sigit R)

Wonosobo (Lintas Topik.Com)  – Atap ruang kelas 3 SD Negeri Lebak di Kecamatan Kaliwiro, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, ambruk pada Senin (2/6/2025) sekitar pukul 11.30 siang. Bangunan itu telah diajukan perbaikan sebanyak empat kali sejak lima tahun lalu, namun tak kunjung mendapat respons. Beruntung tak ada korban jiwa karena para siswa sudah lebih dulu pulang usai mengikuti ujian.

Peristiwa ambruknya atap terjadi saat Kepala SD Negeri Lebak, Uswatun Khasanah, baru pertama kali datang ke sekolah tersebut. Saat kejadian, ia tengah bersiap menuju rumah kepala desa untuk bersilaturahmi dan memperkenalkan diri.

“Saya berencana bersilaturahmi sekaligus memperkenalkan diri kepada Pak Kades. Namun, saat hendak mengambil motor di depan area parkir, tiba-tiba terdengar suara ambruk,” kata Uswatun.

Menurutnya, kejadian itu terjadi tepat di jam istirahat. Namun karena siswa sedang mengikuti Student Assessment Test (SAT), mereka dipulangkan lebih awal dari biasanya.

“Alhamdulillah, saat itu saya belum sampai ke lokasi kejadian sehingga saya aman. Siswa-siswi juga sudah pulang. Biasanya pukul 11.30 itu waktu istirahat,” imbuhnya.

Ruang kelas 3 diketahui sudah tidak digunakan untuk kegiatan belajar karena kondisinya yang tidak layak. Siswa-siswi kelas 3 dipindahkan ke ruang perpustakaan yang baru dibangun. Ruang itu sebelumnya digunakan sebagai ruang guru.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Guru kelas, Ika Ristiyana, menjelaskan bahwa kerusakan awal muncul sejak lima hingga enam tahun lalu dalam bentuk kebocoran ringan dan lantai yang mulai retak. Seiring waktu, kerusakan semakin parah, apalagi diperparah curah hujan tinggi dalam beberapa bulan terakhir.

“Proposal perbaikan terakhir kami ajukan akhir Maret 2025, tapi belum ada realisasi sampai kejadian ini terjadi,” ujar Ika.

Tak hanya ruang kelas 3, sejumlah bagian lain juga mulai menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Ruang kelas di sebelahnya mulai tergenang saat hujan deras, dan dapur lama sekolah juga rusak.

Menanggapi kejadian tersebut, anggota Komisi D DPRD Wonosobo, Chamdan, menyatakan bahwa ada ketidaksinkronan antara kondisi di lapangan dan data sekolah di sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

“Kami temukan ada sekolah rusak tapi tercatat baik di Dapodik, dan sebaliknya. Ini menjadi catatan penting. Sekolah harus segera perbarui datanya agar penanganan bisa tepat,” kata Chamdan saat meninjau lokasi kejadian.

Menurutnya, proses perbaikan memang membutuhkan waktu karena melalui sejumlah tahapan administrasi. Namun ia memastikan, pihaknya bersama Dinas Pendidikan akan menindaklanjuti segera agar kasus serupa tidak terulang.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Wonosobo, Suwondo Yudhistiro, menegaskan pihaknya akan segera mendorong pemerintah daerah untuk mengalokasikan anggaran perbaikan ruang kelas yang ambruk.

“Atap ruang kelas yang ambruk ini sudah menjadi perhatian utama. Kami akan rapat dengan dinas untuk memastikan ada penanganan cepat,” kata Suwondo.

Ia juga menyoroti problem klasik dalam dunia pendidikan, yakni alokasi 20 persen APBD untuk sektor pendidikan yang sebagian besar terserap oleh belanja pegawai.

“Akibatnya, kebutuhan mendasar seperti perbaikan gedung sekolah sering terabaikan. Ini ironi yang harus segera dibenahi. Kami dorong agar sekolah dan pemerintah desa melakukan perbaikan ringan sejak dini. Jangan tunggu roboh baru ditangani,” tegasnya.***

Editor : Agus Hidayat

Share This Article
Leave a Comment