“Tiga Dekade Menyapa Selomerto: Si Boy dan Salome yang Selalu Dirindukan”

Lintas Topik Author
10 Views
3 Min Read
Si Boy, salome yang sudah selama tiga dekade melayani warga Selomerto Wonosobo ( Annora)

Wonosobo (LintasTopik.Com) – Setiap pagi, bunyi bel terompet kecil membelah sunyi gang-gang Selomerto. Suaranya khas, mengabarkan satu hal: salome Si Boy datang.

Di atas motor tua yang sudah dimodifikasi jadi gerobak kecil, Pak Bilal—yang lebih dikenal sebagai Si Boy—menyusuri jalanan kampung. Sudah lebih dari 30 tahun ia setia menjajakan salome, jajanan berbahan dasar aci yang jadi favorit lintas generasi.

“Dulu saya pakai topi koboi waktu jualan, jadi dipanggil Si Boy,” katanya sambil tersenyum.

Tahun 1991, Si Boy memulai semuanya dari titik nol. Tak ada cerita pindah-pindah usaha, tak ada eksperimen dagangan. “Langsung salome. Praktis dan gampang dibuat,” ujarnya.

Keputusannya sederhana: pilih jajanan yang bisa diterima semua kalangan dan mudah diracik. Salome-nya dibuat dari adonan aci, dibentuk bulat, ditusuk, lalu disajikan dengan kuah gurih. Tak ada daging di dalamnya—itu pula yang jadi ciri khasnya.

“Salome saya beda, tanpa daging. Dulu satu tusuk cuma 25 perak,” kenangnya. Kini, seiring waktu, harga ikut naik. Seribu rupiah bisa dapat dua hingga empat tusuk, tergantung ukuran.

- Advertisement -
Ad imageAd image
Setiap pagi, Bilal atau yang lebih dikenal dengan panggilan Si Boy berkeliling menjajakan Salome di wilayah Selomerto Wonosobo.

Dari Saus Biasa ke Kuah Nostalgia

Di awal-awal, salome disajikan polos. Hanya saus atau kecap. Tapi zaman berubah. Lidah pelanggan pun berkembang. Si Boy mulai menyajikan kuah gurih hangat, dengan pilihan sambal pedas dan kuah kacang.

“Dulu nggak pakai kuah, sekarang banyak yang suka kuahnya. Katanya bikin kangen masa kecil,” tuturnya.

Selain salome, ia juga membawa jajanan tambahan seperti sosis gulung, mi gulung, atau tempura. Semua atas permintaan pelanggan.

Bagi warga Selomerto, Si Boy bukan sekadar pedagang. Ia bagian dari memori kolektif kampung. Banyak yang dulu beli salome sambil berutang, kini sudah dewasa dan tetap mencari salome yang sama saat pulang kampung.

“Saya dulu beli waktu masih SD. Sekarang anak saya yang beli,” kata salah satu pelanggan tetap.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Tak Ada Pewaris, Tapi Semangat Tetap Menyala

Meski telah berdagang selama lebih dari tiga dekade, Si Boy belum melihat siapa yang akan meneruskan jejaknya. Anak-anaknya memilih jalan lain. “Saya nggak maksa. Mungkin ini memang jalan hidup saya,” ucapnya lirih, tapi mantap.

Kini, ia tetap menjalani hari-hari dengan semangat yang sama seperti 30 tahun lalu. Menjaga rasa, menjaga kenangan.

Salome Si Boy bukan hanya soal rasa. Tapi tentang cerita, kesetiaan, dan ikatan yang tumbuh dari tusuk demi tusuk jajanan sederhana. Di kampung kecil Selomerto, nama Si Boy akan terus hidup—di hati, di ingatan, dan di tiap denting bel paginya.***

Editor : Agus Hidayat

Share This Article
Lintas Topik adalah media online yang memuat berbagai berita dalam berbagai genre. Namun lebih berfokus pada konten lokal dan olah raga. Dikelola oleh tenaga jurnalis yang berkompeten di bidang media. Selain itu Lintas Topik juga memiliki chanel Podcsat yang secara rutin disiarkan dua kali seminggu di dua Radio Radio Citra Fm, Purnamasidi Fm dan Channel Youtube.
Leave a Comment