Wonosobo (Lintas Topik.com) – Video makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Wonosobo, yang diduga mengandung belatung, viral di media sosial dan memicu kemarahan publik.
Insiden ini memunculkan pertanyaan serius mengenai pengawasan mutu dan keamanan pangan dalam pelaksanaan program MBG di daerah.
Video berdurasi 27 detik itu diunggah oleh akun @dinodoni1 melalui YouTube Shorts pada 15 Oktober 2025. Dalam video disebutkan, empat sekolah dasar di wilayah Kalibawang menerima makanan yang tidak layak konsumsi dan telah mengembalikannya ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) setempat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo, Jaelan Sulat, menegaskan bahwa pihaknya langsung menindaklanjuti laporan tersebut dan memberikan teguran keras kepada SPPG yang bertanggung jawab.
“Kasus di Kalibawang memang patut disayangkan. Berdasarkan hasil pemeriksaan kami, belatung ditemukan di SD 2 Kalikarung, sedangkan di SD 1 Kalikarung hasil uji organoleptik menunjukkan makanan masih layak konsumsi,” ujar Jaelan, Kamis (17/10).
Ia menegaskan bahwa makanan yang terkontaminasi belum sempat dikonsumsi siswa, karena segera ditarik oleh pihak sekolah dan dikembalikan ke SPPG begitu ditemukan indikasi belatung.
Meski telah mendapat teguran, Jaelan menyebut bahwa Dinas Kesehatan tidak memiliki kewenangan untuk menghentikan operasional SPPG.
“Soal penghentian operasional bukan ranah Dinas Kesehatan. Kami hanya bisa memberikan teguran — pertama, kedua, hingga ketiga — sebelum diterbitkan surat peringatan resmi yang ditembuskan ke Badan Gizi Nasional (BGN) melalui koordinator wilayah,” tegasnya.
Pengawasan dan Mitigasi Sudah Diterapkan Sejak Awal
Menurut Jaelan, sejak pendirian SPPG pertama kali pada 13 Januari 2025, Dinas Kesehatan telah menerapkan berbagai langkah mitigasi untuk mencegah risiko keracunan pangan.
Langkah-langkah itu meliputi:
- Inspeksi kesehatan lingkungan (IKL),
- Pemeriksaan sampel air dan makanan,
- Penerbitan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) bagi setiap penyelenggara MBG,
- Serta pelatihan penjamah pangan agar memahami standar kebersihan, pengolahan, dan distribusi makanan aman.
Selain itu, dibentuk tim keamanan pangan sekolah dan masyarakat yang dilatih melakukan uji organoleptik — melihat, meraba, dan mencicipi makanan sebelum dibagikan kepada siswa.
Namun, Jaelan mengakui pelaksanaan inspeksi mingguan belum berjalan optimal karena keterbatasan anggaran dari BGN pada tahun 2025.
Kendati kasus Kalibawang menjadi sorotan, Jaelan menegaskan Kabupaten Wonosobo belum pernah mengalami kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan selama program MBG berlangsung.
“Alhamdulillah sejauh ini belum ada KLB keracunan pangan. Namun insiden ini menjadi peringatan keras agar seluruh pelaksana memperketat pengawasan,” tutupnya. ***
Editor : Agus Hidayat