Wonosobo (Lintas Topik.com) — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jlamprang Wonosobo terhenti sejak Senin, 13 Oktober 2025. Penghentian ini diumumkan melalui surat resmi bernomor 006/SPPG-MBG/X/2025 yang beredar sejak Minggu malam (12/10).
Dalam surat yang ditandatangani Kepala SPPG Jlamprang, Ahmad Ma’ruf Hidayat, disebutkan bahwa penghentian sementara dilakukan karena belum cairnya anggaran dari Badan Gizi Nasional. Waktu dimulainya kembali program belum dapat dipastikan.
“Penghentian dilakukan sampai waktu yang belum ditentukan,” demikian tertulis dalam surat yang juga menyampaikan permohonan maaf kepada pihak sekolah penerima manfaat.
Pantauan di lokasi pada hari pertama penghentian menunjukkan aktivitas di SPPG Jlamprang berhenti total. Dua mobil operasional tampak terparkir di halaman, sementara gerbang tertutup rapat tanpa ada aktivitas petugas di dalam. Hingga berita ini ditayangkan, belum ada keterangan resmi lanjutan dari pihak penyelenggara.
Salah satu sekolah penerima manfaat, SMAN 1 Mojotengah, memastikan telah menerima surat penghentian tersebut.
“Iya betul, surat sudah kami terima. Jadi mulai hari ini program MBG dihentikan sementara,” ujar Humas SMAN 1 Mojotengah, Shely Christiana, saat ditemui Lintas Topik, Senin (13/10).
Sebagai langkah darurat, pihak sekolah segera menginformasikan penghentian program kepada orang tua siswa. Sementara itu, kebutuhan makan siswa sementara ditopang oleh enam kantin sekolah dan bekal dari rumah.
Shely menjelaskan, SMAN 1 Mojotengah telah menjadi penerima manfaat MBG sejak 19 Agustus 2025, dengan total 1.031 siswa. Namun, mulai pertengahan September, jumlah penerima berkurang sekitar 150 siswa karena sebagian mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Antusiasme dan Kendala di Lapangan
Menurut Shely, selama program berjalan, antusiasme siswa cukup tinggi.
“Anak-anak semangat. Mereka suka karena menunya variatif. Setiap Jumat, biasanya ada tambahan buah, telur, susu, dan roti,” ungkapnya.
Khusus hari Sabtu yang merupakan hari libur, paket tambahan dibagikan lebih awal pada hari Jumat.
Meski demikian, Shely tak menampik adanya beberapa keluhan terkait makanan yang sempat berbau kurang segar.
“Mungkin karena sayur masih panas langsung ditutup, jadi pas sampai ke siswa agak tercium basi. Tapi itu langsung kami tindak dan komunikasikan ke penyedia,” jelasnya.
Untuk menjaga kualitas, pihak sekolah rutin mengecek kelayakan makanan sebelum dibagikan dan terus berkoordinasi dengan penyedia melalui grup komunikasi internal.
Menariknya, beberapa siswa bahkan sempat menulis permintaan menu tambahan di secarik kertas di atas nampan makan. “Ternyata SPPG merespons cepat, besoknya menu yang diminta langsung muncul,” katanya sambil tersenyum.
Jika ada siswa yang tidak hadir, makanan tidak dibuang, melainkan dibagikan kepada siswa lain yang masih ingin. Distribusi MBG biasanya tiba sekitar pukul 10.30 WIB, dan dibagikan pada waktu istirahat sekitar 11.30 WIB.
Meski kini dihentikan sementara, pihak sekolah berharap program Makan Bergizi Gratis segera dilanjutkan, mengingat manfaat besar bagi pemenuhan gizi dan semangat belajar peserta didik.
“Program ini benar-benar membantu siswa, terutama yang berasal dari keluarga sederhana. Kami berharap anggarannya bisa segera turun agar program kembali berjalan,” pungkas Shely.***
Editor : Agus Hidayat