Fakta Gedung Kwarcab Wonosobo: Usia 100 Tahun, Bergaya Kolonial, Penuh Cerita Mistis

Ida Agus
24 Views
3 Min Read
Gedung Kwarcab dulunya adalah markas Belanda. Dibangun pada tahun 1912. ( Ida Agus)

Wonosobo ( LintasTopik.com )– Sebuah bangunan tua bergaya kolonial berdiri megah di Jalan Argopeni No. 15, Wonosobo. Sekilas tampak seperti gedung pemerintah pada umumnya, namun siapa sangka, bangunan ini menyimpan jejak sejarah panjang—dari masa kolonial Belanda, era dinas pertanian, hingga kini menjadi pusat kegiatan Pramuka.

Dibangun pada tahun 1912, gedung ini awalnya digunakan sebagai markas prajurit Belanda. Arsitektur kolonialnya masih bisa dinikmati hingga kini: jendela-jendela besar, pintu kayu menjulang tinggi, dan atap yang tinggi menjadikan suasana masa lampau terasa kuat.

 Lantai kuno dengan tegel warna kuning dan list coklat masih setia menempel, meski di beberapa sudut mulai mengelupas. Namun, karena statusnya sebagai bangunan cagar budaya, perbaikan pun harus dilakukan tanpa mengubah bentuk aslinya.

Setelah masa penjajahan berakhir, gedung ini tak langsung menjadi Gedung Kwarcab. Selama bertahun-tahun, bangunan tua tersebut difungsikan sebagai kediaman Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Wonosobo.

 Jejak masa itu masih terasa dari tata ruang dalam bangunan dan halaman depan yang dahulu luas namun kurang tertata.

Baru setelah tidak lagi digunakan oleh Dinas Pertanian, gedung ini diambil alih oleh Kwartir Cabang Pramuka Wonosobo.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Sebelum dilakukan perawatan dan penataan, suasananya sempat menyeramkan. Rerumputan liar merambat ke mana-mana, pohon-pohon tinggi menaungi gelap, dan pagar kawat berduri mengelilingi sisi bangunan, menciptakan kesan horor yang kuat.

 Bahkan, tempat ini sempat digunakan sebagai lokasi syuting acara uji nyali di masa lalu.

Kini, wajahnya berubah. Halaman dan taman sampingnya sudah tertata rapi. Namun, aura masa lalu tetap terasa—seolah menyimpan suara dan bayang-bayang yang tak terlihat.

Sugito, seorang aktivis Pramuka yang sudah mengurus gedung ini lebih dari 10 tahun, tahu betul setiap sudut dan cerita di dalamnya. Aktif di dunia kepramukaan sejak 1983, Sugito telah mengalami berbagai kejadian di luar nalar saat menjaga gedung ini.

“Sudah biasa ada suara memanggil dari ruangan kosong, atau bayangan lewat tiba-tiba,” ungkapnya tenang.

 “Bahkan pernah melihat sosok anak kecil, mirip anak Belanda, muncul sebentar lalu hilang.”tuturnya lagi

- Advertisement -
Ad imageAd image

Meski begitu, Sugito tak pernah merasa terganggu. Baginya, selama niat menjaga tempat ini baik, tak ada yang perlu ditakutkan. Ia justru merasa terhormat bisa menjadi bagian dari perjalanan panjang gedung bersejarah ini.

Kini, Gedung Kwarcab Wonosobo tak sekadar bangunan tua. Ia adalah saksi bisu perjalanan sejarah, dari penjajahan hingga kemerdekaan, dari dinas pertanian hingga pendidikan karakter lewat Pramuka.

 Dan siapa tahu, di balik jendela tinggi dan pintu kayu tua itu, masih tersisa bisikan masa lalu yang enggan pergi. ***

Editor : Agus Hidayat

Share This Article
Leave a Comment