Ad imageAd image

Hari Raya Waisak: Sejarah, Makna, dan Tujuan Perayaannya

Ida Agus
49 Views
3 Min Read
Perayaan Waisak tahun 2025 akan dipusatkan di Candi Borobudur, Senin 12/5. ( dok. Kementerian Pariwisata)

Lintas Topik.Com – Hari Raya Waisak merupakan momen suci bagi umat Buddha di seluruh dunia. Lebih dari sekadar ritual, Waisak adalah waktu untuk merenungkan perjalanan spiritual Siddhartha Gautama, yang kelak dikenal sebagai Sang Buddha.

Dirayakan setiap purnama di bulan Waisak, hari besar ini memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Sang Buddha: kelahiran, pencerahan, dan wafatnya.

“Waisak bukan sekadar ritual, tapi ajakan untuk hidup dengan welas asih.”

Tapi bagaimana sejarah Waisak bermula hingga menjadi tradisi besar saat ini? Berikut penjelasan sejarah dan makna perayaannya.

Asal-Usul Hari Raya Waisak

Hari Raya Waisak adalah bentuk penghormatan kepada Buddha Gautama, guru besar dari India timur laut yang menolak kehidupan duniawi demi pencarian makna sejati.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Siddhartha Gautama mencapai pencerahan setelah enam tahun hidup sebagai pertapa dan bermeditasi di bawah pohon Bodhi, di Bodh Gaya, India. Ia kemudian menyebarkan ajaran untuk membebaskan diri dari penderitaan hidup melalui pengendalian diri dan kebijaksanaan.

Awalnya, perayaan Waisak dilakukan secara sederhana di lingkungan vihara. Namun pada akhir abad ke-19, gerakan modernisasi Buddhisme yang dimulai di Sri Lanka mendorong agar Waisak diakui sebagai hari raya besar.

Pada tahun 1950, Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists) yang pertama diadakan di Sri Lanka secara resmi menetapkan Waisak sebagai hari peringatan kelahiran Buddha.

Sejak itu, Hari Raya Waisak dirayakan setiap purnama pertama di bulan Mei, berdasarkan kalender India kuno.

Makna dan Tujuan Perayaan Waisak

Waisak bertujuan mengenang tiga peristiwa penting dalam kehidupan Sang Buddha:

- Advertisement -
Ad imageAd image
  • Kelahiran Siddhartha Gautama,
  • Pencerahan sempurna sebagai Buddha,
  • dan wafatnya yang menandai akhir perjalanan duniawi.

Bagi umat Buddha, Waisak adalah momen untuk menghormati Triratna:

  1. Buddha sebagai guru,
  2. Dharma sebagai ajaran,
  3. Sangha sebagai komunitas spiritual.

Perayaan ini juga menjadi sarana untuk merenungkan kembali nilai-nilai luhur, memperbaiki diri, dan menumbuhkan kasih terhadap sesama makhluk hidup.

“Waisak mengingatkan manusia akan pentingnya hidup sederhana, berbuat baik, dan menjaga keseimbangan batin.”

Selama Waisak, umat Buddha mengikuti kebaktian di vihara, berdana, menjadi pendonor darah, hingga melakukan aksi sosial sebagai wujud cinta kasih.

Pesan Damai dalam Waisak

Waisak mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada kekayaan, melainkan dalam kedamaian batin dan kasih yang tulus.

Harapan dari peringatan Waisak adalah agar setiap orang, apapun keyakinannya, dapat menjalani hidup dengan welas asih, penuh kebijaksanaan, dan membawa kedamaian bagi lingkungan sekitarnya.***

Dari berbagai sumber

Editor : Agus Hidayat

Share This Article
Leave a Comment