Ad imageAd image

“Kisah Syafina dan Snada, Dua Siswi SMA Negeri 1 Wonosobo Terpilih Jadi Pembawa Baki HUT RI ke 80”

Ida Agus
10 Views
4 Min Read
Syafina Akmalia dan Snada Azzahra Amajida, siswi SMA N 1 Wonosobo yang akan bertugas sebagai pembawa baki dalam upacara peringatan HUT Ke 80 RI di alun alun Wonosobo. ( LT / Ida Agus)

Wonosobo (Lintas Topik.com) Menjadi bagian dari Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Kabupaten Wonosobo bukanlah perkara mudah. Ratusan pelajar berjuang, hanya segelintir yang terpilih. Di antara mereka, dua nama muncul sebagai sorotan: Syafina Akmalia dan Snada Azzahra Amajida, pelajar SMA Negeri 1 Wonosobo yang dipercaya mengemban tugas sakral sebagai pembawa baki bendera Merah Putih pada Upacara HUT ke-80 Republik Indonesia tahun 2025.

Perjalanan Panjang Sejak Kelas 10

Syafina, siswi kelas XI yang tinggal di Paguan, Jogoyitnan, adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Tinggi tubuhnya 167 cm, seakan mendukung keanggunannya saat membawa baki. Kecintaannya pada olahraga, terutama voli, telah mengantarnya menjadi atlet POPDA. Namun jauh di balik semangat olahraganya, ia menyimpan cita-cita mulia: menjadi seorang Polwan.

Sementara itu, Snada, yang juga kelas XI SMA Negeri 1 Wonosobo dan tinggal di Jl. Lingkar Selatan Pahlawan, tumbuh dengan minat yang berbeda. Ia pecinta musik, piawai bermain piano, dan mengidolakan penyanyi Isyana Saraswati.

Meski begitu, darah politik dari orang tuanya membuat ia menatap masa depan sebagai calon politisi muda. “Saya memang sejak dulu bermimpi jadi pembawa baki. Alhamdulillah, akhirnya kesampaian,” ujarnya penuh rasa syukur.

Keduanya memulai perjalanan sejak Februari lalu, saat mendaftar melalui Badan Kesbangpol. Dari 400 pendaftar, mereka melewati serangkaian tes ketat: mulai dari Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensi Umum (TIU), hingga kesehatan dan kesamaptaan. Butuh waktu lima bulan hingga pengumuman pada Juli, yang membuat keduanya lega sekaligus bangga.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Disiplin yang Menempa

Latihan resmi dimulai 1 Agustus, meski sejak pertengahan Juli mereka sudah dikumpulkan untuk saling mengenal. Jadwal padat setiap hari pukul 06.00 – 14.30 WIB melatih fisik dan mental. Hari pertama terasa berat, bahkan enam peserta sempat tumbang. Namun bagi Syafina dan Snada, tempaan itu justru menguatkan tekad.

“Awalnya kaget dengan disiplin yang diterapkan, tapi lama-lama jadi terbiasa,” kata Syafina.
Pengalaman ikut ekstrakurikuler baris-berbaris di sekolah membantu mereka beradaptasi.

Menurut pelatih, Serka Ariyanto, keduanya memang sudah dipantau sejak lama karena potensi dan kedisiplinannya. “Syarat utama adalah tinggi yang seimbang, dan mereka memenuhi itu,” ujarnya.

Momen Haru Pengukuhan

Hari yang ditunggu tiba pada Jumat (15/8/2025). Di Pendopo Kabupaten Wonosobo, keduanya dikukuhkan langsung oleh Bupati Afif Nurhidayat.

- Advertisement -
Ad imageAd image

 Malam sebelumnya, mereka menjalani karantina intensif. Namun momen paling berkesan adalah ketika mencium bendera Merah Putih.

“Perasaannya campur aduk, antara haru, bangga, dan takjub,” ungkap keduanya hampir bersamaan. Air mata sempat menetes saat membayangkan pengorbanan para pahlawan mempertahankan bendera itu.

Mengenakan seragam putih dengan ikat pinggang kain hijau serta peci berhias logo Garuda, mereka sadar seragam itu bukan sekadar simbol.

Ia adalah tanda tanggung jawab besar, hasil dari perjuangan dan pengorbanan. “Seragam ini akan saya simpan baik-baik. Tidak semua orang bisa mendapatkannya,” kata Syafina.

Menatap Hari Bersejarah

Kini, tinggal satu langkah lagi: menjalankan tugas di hadapan masyarakat pada upacara 17 Agustus.

 Dengan keyakinan penuh, Syafina dan Snada siap memberikan yang terbaik. Bagi mereka, menjadi pembawa baki bukan sekadar tugas, tetapi bentuk pengabdian kepada bangsa, sekolah, dan orang tua.

Di balik wajah muda mereka, tersimpan semangat yang membara. Syafina dengan impian menjadi Polwan, dan Snada yang menatap jalan politik, sama-sama memulai jejak pengabdian lewat bendera Merah Putih.

“Semoga kami bisa menjalankan tugas sebaik-baiknya. Ini bukan hanya mimpi yang tercapai, tapi juga tanggung jawab yang harus dijaga,” tutup keduanya.***

Editor : Agus Hidayat

Share This Article
Leave a Comment