Wonosobo, LintasTopik.Com — Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), mengajak seluruh elemen pilar sosial di Kabupaten Wonosobo untuk menjadi model kolaborasi penanggulangan kemiskinan yang bisa diterapkan di seluruh Indonesia.
Dalam kunjungan kerjanya di Pendopo Selatan, Minggu (01/06/2025), Gus Ipul berdialog langsung dengan para pendamping PKH, TKSK, Tagana, Rehsos, PSM, Pordam, hingga Karang Taruna. Ia menekankan pentingnya memperkuat sinergi dan kehadiran negara hingga ke tingkat paling bawah.
“Pilar sosial bukan sekadar pelaksana program, tapi perpanjangan tangan negara di akar rumput. Mereka garda terdepan dalam pengentasan kemiskinan,” tegas Gus Ipul.
Salah satu strategi yang diangkat adalah program Sekolah Rakyat, yang disebut sebagai bentuk nyata komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam memutus mata rantai kemiskinan antar generasi. Program ini tidak hanya membuka akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem, tapi juga menjadi sarana keadilan sosial.
Dalam arahannya, Gus Ipul menekankan pentingnya pembaruan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dan pelaksanaan uji petik verifikasi lapangan yang berbasis data visual.
“Datangi rumahnya, pastikan datanya, foto dan dokumentasikan. Intervensi sosial harus berdasarkan data yang valid,” tegasnya.
Ia juga mendorong pilar sosial untuk melakukan graduasi minimal 10 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) setiap tahun.
“Ukur keberhasilan bukan dari banyaknya bansos yang dibagikan, tapi dari berapa banyak keluarga yang berhasil mandiri,” tambahnya.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menegaskan bahwa sinergi antara pemerintah pusat dan daerah sangat penting, terutama dalam menyamakan data dan mendukung program seperti Sekolah Rakyat.
“Per September 2024, angka kemiskinan di Jateng masih di 9,58%. Maka, program berbasis data dan kolaborasi harus terus diperkuat,” ujarnya.
Luthfi menyebut berbagai program integratif terus digerakkan, seperti penanganan desa miskin, anak putus sekolah, hingga pembangunan rumah layak huni.
Komitmen Pemkab Wonosobo
Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, menyatakan kesiapan penuh Pemkab dalam menjalankan arahan Menteri Sosial.
“Pilar-pilar sosial di Wonosobo adalah ujung tombak. Kami pastikan tidak ada warga yang tertinggal dalam layanan pendidikan, sosial, dan ekonomi,” tegasnya.
Afif menambahkan, upaya pengentasan kemiskinan bukan sekadar angka statistik, tapi bentuk nyata keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Wonosobo.
Menteri Sosial menutup pertemuan dengan menyerukan semangat bersama untuk menghapus kemiskinan ekstrem secara nasional.
“Kolaborasi adalah kekuatan. Mari kita bawa semangat dari dataran tinggi Wonosobo untuk menjangkau lembah-lembah kemiskinan yang masih tersembunyi,” pungkas Gus Ipul.
Pemerintah menargetkan kemiskinan ekstrem 0% pada 2026 dan kemiskinan umum di bawah 5% pada 2029. Tantangan besar ini hanya bisa dicapai dengan kerja bersama dan aksi nyata di lapangan.***
Editor : Agus Hidayat
.