Rp800 Juta Digelontorkan,  Jembatan Pusung Wonosobo Akhirnya Selesai Direhabilitasi

Ida Agus
11 Views
3 Min Read
Bupati Wonosobo melakukan gunting pita sebagai tanda dibukanya kembali Jembatan Pusung di Sojokerto Leksono setelah mengalami anjlok pada bulan Maret lalu.

Wonosobo (Lintas Topik,Com) – Pemerintah Kabupaten Wonosobo akhirnya menuntaskan rehabilitasi Jembatan Pusung yang menjadi penghubung vital antara Kecamatan Leksono, dan Kecamatan Selomerto. Perbaikan ini menelan anggaran sebesar Rp800 juta dari pos Belanja Tak Terduga (BTT) tahun 2025, dan diprioritaskan meski kondisi keuangan daerah sedang tidak stabil.

Langkah cepat ini diambil menyusul kerusakan parah yang terjadi pada 24 Maret 2025, ketika fondasi jembatan terkikis derasnya aliran sungai hingga menyebabkan ambles pada bagian abutment. Hasil asesmen dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait menyatakan bahwa kerusakan ini tak bisa ditunda karena berdampak langsung pada aktivitas harian ribuan warga.

Jembatan Pusung bukan sekadar akses desa, tapi merupakan jalur penting yang menghubungkan kawasan pusat kota Wonosobo dengan sejumlah kecamatan di selatan, seperti Selomerto, Leksono, hingga Sukoharjo. Arus lalu lintas di jalur ini terbilang padat karena digunakan masyarakat untuk berangkat sekolah, bekerja, ke pasar, hingga menuju fasilitas kesehatan.

Alhamdulillah, jembatan yang kemarin ambles sudah kita tangani menggunakan dana BTT tahun ini. Meskipun fiskal kita belum pulih benar, perbaikan ini menjadi prioritas karena urgensinya tinggi bagi masyarakat,” ujar Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, Kamis (26/5).

Afif menyebutkan, Pemkab sempat mempertimbangkan pelebaran jembatan agar mampu mengakomodasi beban kendaraan yang makin meningkat. Namun, karena waktu pengerjaan yang terbatas dan kebutuhan mendesak warga, rehabilitasi struktur lama dinilai sebagai langkah paling realistis saat ini.

“Ke depan, kita akan petakan jembatan-jembatan yang memang harus diperlebar atau dibangun ulang. Tapi tentu bertahap karena keterbatasan anggaran,” tambahnya.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Kepala Dinas PUPR Wonosobo, Nuruddin Ardiyanto, menjelaskan bahwa perbaikan tahun ini difokuskan pada bagian abutment yang terdampak langsung, mulai dari fondasi bawah hingga bagian atas. Struktur rangka utama yang dibangun terakhir kali pada 1982 masih dinilai layak, sehingga tetap dipertahankan.

“Ini jembatan tua, dibangun pertama kali pada tahun 1955. Kita fokus pada bagian yang paling kritis agar jalur bisa segera digunakan kembali oleh masyarakat,” jelasnya.

Saat ini, jembatan tersebut sudah bisa dilalui kembali namun dengan pembatasan berat maksimal 4 ton. Pembatasan ini diberlakukan untuk menjaga keamanan struktur yang baru diperbaiki sambil menunggu evaluasi lanjutan dari tim teknis.

Kembalinya fungsi Jembatan Pusung disambut antusias warga yang selama lebih dari dua bulan harus memutar jalur sejauh belasan kilometer. Selain mempersingkat waktu tempuh, keberadaan jembatan ini juga krusial bagi distribusi hasil pertanian dan pergerakan ekonomi lokal.***

Editor : Agus Hidayat

Share This Article
Leave a Comment