Wonosobo (Lintas Topik.com) – Video yang memperlihatkan ratusan ikan nila mati di kolam warga Dusun Cepit, Desa Wulungsari, Kecamatan Selomerto, viral di media sosial.
Warga menduga penyebabnya berasal dari limbah minyak dapur SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) Wulungsari yang bocor ke aliran air sekitar.
Pemilik kolam, Sugeng, mengaku ikan-ikannya mulai mati sejak sebulan terakhir. Setiap hari, sekitar 5 kilogram ikan nila ditemukan mengambang mati di permukaan air.
“Alirannya melewati dapur SPPG itu. Setelah dapurnya ditutup seminggu lalu, ikan saya tidak mati lagi,” ujar Sugeng, Minggu (12/10).
Dugaan pencemaran itu muncul setelah diketahui adanya kebocoran pipa pembuangan minyak dari dapur SPPG yang mengalir ke area kolam. Sugeng menyebut sudah meminta pengelola dapur memperbaiki pipa tersebut agar tidak kembali mencemari air kolamnya.
Sementara itu, Agus Martono, mitra pengelola SPPG Wulungsari, membenarkan adanya pipa bocor, namun menegaskan jumlah minyak yang keluar sedikit.
“Pipanya terbuka karena aliran air deras, tapi sudah diperbaiki. Kolam saya dan warga lain yang memakai air sama, ikannya tidak ada yang mati,” kata Agus.

Agus menduga kematian ikan bukan karena limbah minyak, melainkan faktor kekurangan oksigen di kolam milik Sugeng yang tidak menggunakan kincir air.
“Ikan yang diberi pakan voer tinggi protein butuh oksigen cukup. Kalau padat tebarannya tinggi dan tanpa kincir, bisa kekurangan oksigen,” jelasnya.
Meski begitu, Agus mengaku telah meminta maaf secara langsung dan menawarkan ganti rugi kepada Sugeng, namun ditolak karena masih ada hubungan keluarga.
Ia juga menyayangkan beredarnya video viral tersebut yang membuat dapur SPPG miliknya ramai diperbincangkan.
“Setelah viral, Badan Gizi Nasional (BGN) dari pusat langsung sidak ke dapur SPPG. Hasilnya, tidak ditemukan pelanggaran. Tapi kejadian ini tetap jadi evaluasi untuk perbaikan ke depan,” ujarnya.
Agus yang juga mantan Kepala Desa Wulungsari memastikan dapur ditutup sementara bukan karena sanksi, melainkan karena anggaran BGN belum cair.
Dapur SPPG Cepit Wulungsari sendiri selama dua bulan terakhir melayani sekitar 2.300 siswa penerima program makan bergizi gratis di wilayah Selomerto dan mempekerjakan 50 warga sekitar. Operasionalnya direncanakan kembali berjalan pekan ini setelah anggaran turun.
Kepala Desa Wulungsari, Septian L Anggita, membenarkan adanya laporan warga soal kebocoran pipa limbah minyak tersebut. “Kami sudah turun langsung. Sekarang sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Dapur SPPG juga sudah memasang filter gastrap di saluran pembuangan,” jelasnya.
Anggi mengatakan pemilik kolam memberikan laporan selama tiga atau empat hari tentang kematian ikan ikan di kolamnya. Namun dihari ketiga, jumlahnya tidak sebanyak hari hari sebelumnya.
Menurut Septian L Anggita, keberadaan dapur SPPG Wulungsari justru sangat membantu perekonomian warga. “Banyak warga yang terserap jadi pekerja dengan gaji layak. Kami berharap kejadian serupa tidak terulang,” ujarnya.***
Editor : Agus Hidayat