Lintas Topik.Com — Banyak orang mengira bahwa setiap pasien yang mengalami gagal ginjal pasti harus menjalani cuci darah (hemodialisis). Padahal, faktanya tidak semua pasien gagal ginjal harus langsung cuci darah. Keputusan untuk memulai terapi dialisis tergantung pada tingkat keparahan penyakit, gejala yang dialami pasien, dan hasil pemeriksaan laboratorium.
Gagal Ginjal Tidak Selalu Berarti Langsung Cuci Darah
Gagal ginjal terbagi menjadi dua jenis:
- Gagal ginjal akut, yang terjadi secara tiba-tiba dan bisa bersifat sementara
- Gagal ginjal kronis, yang berkembang perlahan dalam waktu lama
Pada banyak kasus gagal ginjal kronis stadium awal, pasien masih bisa menjalani pengobatan tanpa cuci darah, asalkan fungsi ginjal yang tersisa masih mampu menyaring darah secara cukup.
Menurut National Kidney Foundation (NKF), dialisis umumnya baru dibutuhkan ketika fungsi ginjal turun hingga di bawah 10–15% dari kapasitas normal, disertai gejala seperti mual, muntah, pembengkakan parah, sesak napas, atau kelebihan cairan.
Kapan Pasien Gagal Ginjal Harus Cuci Darah?
Dokter spesialis penyakit dalam atau nefrolog akan mempertimbangkan beberapa indikator, antara lain:
- Tingkat kreatinin dan ureum dalam darah
- Gejala klinis, seperti kelelahan berat, pembengkakan tubuh, atau tekanan darah tinggi yang tidak terkendali
- Ketidakseimbangan elektrolit, seperti kadar kalium tinggi yang berbahaya
- Kelebihan cairan, yang menyebabkan sesak napas atau gagal jantung
Artinya, meskipun diagnosis “gagal ginjal” telah ditegakkan, jika pasien masih bisa mempertahankan kualitas hidup dengan pengobatan, diet, dan kontrol rutin, cuci darah belum tentu diperlukan.
Pengobatan Gagal Ginjal Tanpa Cuci Darah
Bagi pasien gagal ginjal stadium awal hingga menengah, pengobatan fokus pada:
Pengendalian tekanan darah dan gula darah
Diet rendah garam, protein, dan fosfat
Penggunaan obat-obatan pelindung ginjal (nephroprotective)
Menghindari obat-obatan yang bersifat toksik terhadap ginjal
Rutin kontrol laboratorium dan evaluasi fungsi ginjal
Menurut Kidney Disease: Improving Global Outcomes (KDIGO), pendekatan ini terbukti bisa memperlambat penurunan fungsi ginjal dan menunda kebutuhan dialisis.
Kesimpulan: Cuci Darah Bukan Satu-satunya Pilihan
Cuci darah adalah terapi penunjang hidup untuk pasien gagal ginjal yang sudah berat. Namun, tidak semua pasien harus langsung dialisis. Dengan pengelolaan yang tepat dan disiplin dalam menjaga pola hidup, banyak pasien masih bisa mempertahankan fungsi ginjalnya untuk waktu yang lama tanpa cuci darah.***
Sumber : Mayo Clinic. Chronic kidney disease – Diagnosis and treatment
Editor : Agus Hidayat