Kalah di Final Liga Europa, Ruben Amorim Siap Mundur Tanpa Kompensasi: Musim Terburuk MU Sepanjang Sejarah Premier League

33 Views
3 Min Read
Ruben Amorim siap mundur sebagai pleatih Manchester United menyusul kekalahan timnya final Liga Europa melawan Tottenham Hotspur. ( dok. istimewa)

Lintas Topik.Com – Musim Manchester United resmi ditutup dengan kepedihan. Kekalahan 0-1 dari Tottenham Hotspur di final Liga Europa, yang digelar di San Mamés, Bilbao, menjadi titik nadir dari perjalanan panjang penuh luka. Sebuah gol bunuh diri dari Luke Shaw di menit-menit akhir bukan hanya menghancurkan mimpi meraih trofi, tapi juga mencerminkan musim penuh keterpurukan yang dijalani Setan Merah.

Ironisnya, final tersebut justru jadi satu-satunya momen di mana MU mampu melangkah jauh di turnamen. Di kompetisi domestik, mereka babak belur. Hanya 42 poin berhasil dikumpulkan dari 38 laga — rekor poin terendah Manchester United sejak era Premier League dimulai pada 1992.

Duduk di peringkat ke-16, United lebih dekat ke zona degradasi ketimbang perebutan tiket Eropa. Mereka kalah dalam 18 pertandingan, sembilan di antaranya di kandang sendiri — catatan yang membuat Old Trafford kehilangan magisnya sebagai ‘Theatre of Dreams’.

Statistik Kelam yang Tak Terbantahkan

Lini depan tumpul. Hanya 38 gol mampu dicetak sepanjang musim, terendah dalam sejarah klub di era modern. Sementara di sektor pertahanan, kebobolan 54 gol menjadi bukti nyata lemahnya struktur tim yang seharusnya solid.

MU bukan hanya kehilangan arah permainan, tetapi juga kehilangan mental bertanding. Beberapa laga penting bahkan menunjukkan minimnya semangat juang. Pergantian pemain yang tak efektif, strategi yang terbaca lawan, hingga minimnya respons dari bangku cadangan menjadi sorotan sepanjang musim.

- Advertisement -

Pernyataan Mengejutkan Ruben Amorim

Di tengah suasana muram seusai kekalahan dari Spurs, pelatih Ruben Amorim membuat pengakuan yang menggetarkan. Dengan wajah tegas namun nada penuh tanggung jawab, ia menyatakan:

“Jika klub merasa saya bukan orang yang tepat untuk membawa tim ini ke arah yang lebih baik, saya siap mundur. Tanpa kompensasi.”

Pernyataan ini langsung menyita perhatian publik dan media. Di tengah era di mana pelatih sering kali memilih bertahan demi kontrak mahal, sikap Amorim menjadi kontras yang langka. Ia memilih tanggung jawab, bukan bersembunyi di balik klausul kontrak.

Dilema Old Trafford: Bertahan atau Berubah?

Kini bola panas ada di tangan manajemen Manchester United. Apakah mereka akan memberi Ruben Amorim kesempatan membangun ulang tim di musim depan, atau memilih jalan berpisah dan memulai dari awal lagi?

- Advertisement -

Yang jelas, musim ini bukan sekadar catatan buruk — tapi alarm keras bagi klub sebesar MU untuk melakukan refleksi total. Bukan hanya soal siapa yang berada di kursi pelatih, tapi juga bagaimana visi jangka panjang klub harus dibenahi.

Kekalahan di final Liga Europa adalah luka terakhir dalam musim penuh penderitaan bagi Manchester United. Namun pernyataan Ruben Amorim yang siap mundur tanpa kompensasi justru jadi titik terang dalam gelapnya performa tim — sebuah isyarat bahwa di tengah badai, masih ada integritas yang berbicara.***

Dari berbagai sumber

Editor : Agus Hidayat

Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version