Kisah di Balik Lagu “Kupu-Kupu Malam” – Karya Empati dari Titiek Puspa

31 Views
3 Min Read

Lintas Topik.Com – Lagu “Kupu-Kupu Malam” pertama kali diciptakan dan dinyanyikan oleh Titiek Puspa pada tahun 1977. Lagu ini bukan sekadar karya musik biasa — ia adalah bentuk potret sosial yang sangat dalam, yang menyuarakan sisi kemanusiaan dari perempuan-perempuan yang bekerja di malam hari sebagai pekerja seks komersial.

Alih-alih menghakimi, Titiek Puspa justru mengajak pendengarnya untuk melihat mereka sebagai manusia biasa yang juga punya luka, harapan, dan alasan di balik pilihan hidup mereka.

Makna Lirik

Dalam lagu ini, “kupu-kupu malam” menjadi metafora bagi perempuan-perempuan yang “berkelana” di dunia malam untuk mengais rezeki. Liriknya penuh simpati dan menyentuh:

“Ada yang benci dirinya, ada yang butuh dirinya/ Ada yang berlutut menyintainya, ada pula yang kejam menyiksa dirinya…”

- Advertisement -

Titiek Puspa menyampaikan bahwa di balik gemerlap malam, ada perempuan yang terpaksa memilih jalan itu karena keadaan. Ia mengingatkan bahwa mereka tetaplah manusia, yang layak dimanusiakan.

Dipopulerkan Kembali oleh Peterpan (2005)

Pada tahun 2005, grup band Peterpan (yang kini dikenal sebagai Noah) kembali mempopulerkan lagu ini lewat album OST Alexandria. Versi Peterpan menghadirkan nuansa pop rock yang lebih modern, tetapi tetap mempertahankan kesan melankolis dan hormat terhadap makna asli lagu tersebut.

Vokalis Ariel membawakan lagu ini dengan penuh penghayatan, memperkenalkan kembali “Kupu-Kupu Malam” kepada generasi baru yang mungkin belum mengenal karya klasik ini.

Kehadiran versi Peterpan membuktikan bahwa karya Titiek Puspa bersifat lintas generasi. Lagu ini tetap relevan bahkan hampir 30 tahun setelah pertama kali dirilis.

Pengaruh dan Apresiasi

- Advertisement -
  • Lagu ini sering dianggap sebagai salah satu lagu dengan lirik paling berani dan empatik di masanya.
  • Titiek Puspa dianggap telah memanusiakan yang tak terlihat, dan itu menjadi warisan moral sekaligus musikal yang sangat kuat.
  • Lagu ini juga sempat masuk dalam daftar 100 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa versi Rolling Stone Indonesia.

“Kupu-Kupu Malam” bukan hanya lagu. Ia adalah seruan empati, catatan sosial, dan karya seni abadi dari seorang perempuan yang memahami betul luka-luka yang tersembunyi di balik gemerlap kehidupan malam.

Titiek Puspa telah meninggalkan dunia, tapi lagu seperti ini akan terus membuatnya hidup dalam kenangan sepanjang masa.***

Editor : Agus Hidayat

Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version