Tradisi Manten Gula Masih Dilestarikan, Populer Lewat Film “Pabrik Gula”

Lintas Topik Author
24 Views
2 Min Read

Lintastopik.com – Tradisi manten gula yang sempat mencuri perhatian publik lewat film Pabrik Gula, ternyata bukan sekadar bagian dari cerita film. Hingga kini, ritual unik ini masih hidup dan dijaga di sejumlah pabrik gula peninggalan era kolonial.

Sebagai penghasil komoditas penting dari tanaman tebu, pabrik-pabrik gula tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Meski beroperasi di bawah sistem industri, banyak dari pabrik tersebut yang masih memelihara kearifan lokal dan tradisi turun-temurun, termasuk manten gula.

Tradisi ini biasanya dilakukan menjelang masa giling, sebagai penanda bahwa pabrik akan segera beroperasi kembali. Dalam tradisi tersebut, masyarakat dan pihak pabrik menggelar berbagai kegiatan, mulai dari pertunjukan hiburan hingga prosesi arak-arakan.

Manten gula sendiri adalah boneka pasangan laki-laki dan perempuan yang dihias menyerupai pengantin. Boneka ini diarak keliling area pabrik oleh warga dan karyawan, sebelum akhirnya dimasukkan ke mesin penggiling tebu sebagai simbol dimulainya proses produksi gula.

Ritual ini bukan hanya sebagai seremoni, namun juga dipercaya memiliki makna spiritual. Konon, tradisi manten gula dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan “pengganti” persembahan kepada makhluk tak kasat mata yang diyakini menjaga pabrik. Hal ini dipercaya dapat menghindarkan para pekerja dari marabahaya saat proses produksi berlangsung.

Meski zaman telah berubah dan sebagian pabrik tak lagi aktif, tradisi ini tetap bertahan di beberapa lokasi. Salah satunya di Pabrik Gula Pangkah, Tegal, yang secara rutin masih mengadakan arak-arakan manten gula setiap tahun.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Sementara itu, di Pabrik Gula Sumberharjo, Pemalang, tradisi ini sudah tak lagi dilaksanakan. Banyak faktor yang mempengaruhi, termasuk kondisi operasional pabrik yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.***

Editor : Die An Nahl

Share This Article
Leave a Comment