100 Hari Luthfi-Yasin: Sekolah Swasta Kini Gratiskan Biaya untuk Siswa Miskin di Jateng

27 Views
4 Min Read
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi membuat kebijakan pendidikan gratis untuk siswa miskin di SMA/SMK Swasta yang ditunjuk. (dok. Pemprov Jateng)


Semarang (Lintas Topik.Com) – Gebrakan pendidikan mewarnai 100 hari kerja Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin. Lewat program kemitraan dengan sekolah swasta, kini anak-anak dari keluarga miskin di Jawa Tengah bisa bersekolah secara gratis di SMA dan SMK swasta yang telah ditunjuk.

Program yang diluncurkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ini langsung mendapat sambutan antusias dari sekolah swasta dan masyarakat. Tidak tanggung-tanggung, ada 139 sekolah swasta yang telah bermitra untuk memperluas akses pendidikan: terdiri atas 56 SMA dan 83 SMK swasta di seluruh provinsi.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap anak usia sekolah bisa mengenyam pendidikan, tanpa terkendala biaya. Ini bagian dari komitmen kami untuk pemerataan dan keadilan pendidikan,” ujar Gubernur Ahmad Luthfi, Rabu (28/5/2025).

Program ini menyasar siswa miskin yang tidak tertampung di sekolah negeri. Pemprov Jateng mengalokasikan anggaran sebesar Rp2 juta per siswa per tahun untuk menanggung biaya pendidikan di sekolah swasta mitra.

Namun, tidak semua sekolah swasta bisa bergabung. Hanya sekolah yang memenuhi persyaratan seperti akreditasi minimal B, sarana prasarana yang memadai, rasio guru mencukupi, dan komitmen tidak menarik biaya tambahan dari siswa peserta program.

 Sekolah Swasta Bergerak Menyambut Program

- Advertisement -

SMK Widyaanggala di Purbalingga menjadi salah satu sekolah yang menerima mandat tersebut. Kepala sekolahnya, Darimin, langsung turun ke desa-desa sekitar untuk menyosialisasikan kabar baik ini.

“Kami sudah mulai sosialisasi ke enam desa sekitar, seperti Babagan, Selabaya, Kalimanah Wetan, Kalimanah Kulon, Kelapa Sawit, dan Kalikabong,” ungkap Darimin.

Ia mengaku pemerintah desa juga merespons positif. Banyak orang tua yang sebelumnya mengurungkan niat menyekolahkan anak karena keterbatasan biaya, kini mulai membuka harapan baru.

 Daya Tampung 5.040 Siswa, Pertama di Indonesia

Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Sadimin, program ini adalah yang pertama dan satu-satunya di Indonesia.

“Setiap sekolah swasta mitra menerima satu rombongan belajar atau sekitar 36 siswa. Total daya tampung tahun ini mencapai 5.040 siswa,” jelasnya.

- Advertisement -

Program ini sekaligus menjadi strategi Pemprov Jateng dalam menurunkan angka putus sekolah (ATS), yang masih tergolong tinggi di jenjang pendidikan menengah.

Selain program kemitraan, Pemprov Jateng juga menempuh berbagai langkah lain untuk menekan angka putus sekolah:

  • Kuota afirmasi 3% pada jalur masuk SMA/SMK Negeri untuk anak-anak ATS
  • Pendidikan gratis penuh di 3 SMK Boarding Jateng (Pati, Purbalingga, Kota Semarang)
  • Program di 15 SMK semi-boarding
  • Beasiswa siswa miskin

Langkah progresif Pemprov Jateng juga mendapat dukungan dari DPRD. Anggota Komisi E DPRD Jateng, Yudi Indras Wiendarto, menilai program ini selaras dengan agenda nasional.

“Hari ini Jateng sudah lebih dulu bergerak. Ini bisa jadi percontohan nasional. Tinggal disiapkan pengaturan fiskalnya,” ujarnya.

Yudi berharap, tahun demi tahun, daya tampung program ini terus ditambah dengan melibatkan lebih banyak sekolah swasta di seluruh kabupaten/kota.

 Gebrakan Lain: SMANKO Jateng untuk Atlet Muda

Selain pendidikan umum, Pemprov Jateng juga meluncurkan Sekolah Menengah Atas Negeri Keberbakatan Olahraga (SMANKO) yang berlokasi di kawasan Jatidiri, Kota Semarang.

Sekolah ini khusus untuk atlet pelajar yang tergabung di PPLOP (Pemusatan Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar). Di SMANKO, mereka dibina prestasi olahraga sekaligus tetap menempuh pendidikan formal.

“Sekolah ini kami siapkan dari anggaran APBD dan APBN untuk mencetak atlet masa depan Jateng dan Indonesia,” kata Gubernur Luthfi.

Gubernur Luthfi menegaskan, pendidikan adalah investasi jangka panjang yang tidak bisa ditawar.

“Program ini bukan hanya soal angka dan anggaran. Ini soal masa depan anak-anak Jateng. Dan ini adalah janji politik kami yang mulai kami tunaikan,” tegasnya.(***)

Editor : Agus Hidayat

Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version