Wonosobo (LintasTopik.com) – Sebanyak 36 pasang atlet bridge dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Tengah serta Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memeriahkan Turnamen Bridge Bupati Wonosobo Cup 2025 yang digelar di Gedung Korpri Wonosobo, Minggu (27/7). Kejuaraan ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi ke-200 Kabupaten Wonosobo dan sekaligus menjadi babak kualifikasi menuju Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Tengah 2026.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (GABSI) Kabupaten Wonosobo bekerja sama dengan GABSI Jawa Tengah dan didukung penuh oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Ajang ini tidak hanya menjadi arena kompetisi, tetapi juga panggung penting dalam mencari dan menyiapkan bibit-bibit baru atlet bridge dari kalangan generasi muda.
Ketua panitia turnamen, Paulus Prayitno Wibowo, menyampaikan bahwa kejuaraan ini memiliki makna strategis dalam pengembangan olahraga bridge, terutama untuk memunculkan regenerasi atlet. Ia mengakui bahwa saat ini olahraga bridge masih identik dengan para pemain berusia lanjut, sementara minat dari kalangan muda masih minim.
“Inilah yang menjadi tantangan kami selama ini. Mayoritas atlet bridge berasal dari generasi tua. Jika tidak ada regenerasi, olahraga ini bisa kehilangan pamornya di masa depan,” ujar Paulus.
Sebagai langkah awal, pihaknya berencana menggandeng Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Wonosobo untuk menyasar para guru pendidikan jasmani di sekolah-sekolah. Tujuannya adalah agar para guru mendapat pemahaman mendalam tentang olahraga bridge, sehingga bisa menyebarkannya ke kalangan siswa.
“Dengan keterlibatan guru, kita berharap olahraga bridge bisa dikenalkan secara sistematis ke pelajar sejak dini. Jika minat tumbuh, maka pembibitan atlet muda bisa dimulai dari sekolah,” tambahnya.
Seleksi Porprov 2026: Persaingan Ketat, Atlet Muda Mulai Unjuk Gigi
Selain memperebutkan Piala Bupati Wonosobo, kejuaraan ini juga menjadi ajang penting dalam proses kualifikasi cabang olahraga bridge untuk Porprov Jawa Tengah 2026. Ketua GABSI Jawa Tengah, Abdul Hadi, mengungkapkan bahwa dari hasil pertandingan, telah ditentukan tim-tim yang lolos ke Porprov.
Sebanyak 8 tim kategori putri, 6 tim putra, dan 8 tim mix (campuran) dinyatakan lolos ke babak utama Porprov. Daerah-daerah yang berhasil menempatkan wakilnya antara lain Grobogan, Kendal, Semarang, Temanggung, Solo, Rembang, dan Cilacap.
“Kami melihat kualitas permainan yang cukup baik dari sejumlah tim. Persaingan berlangsung ketat, terutama karena banyak atlet unggulan dari klub besar seperti Djarum ikut ambil bagian,” ujar Hadi.
Ia mengakui bahwa kehadiran atlet-atlet Djarum membuat persaingan di kategori putra terasa berat bagi tim-tim lain. Namun demikian, ia tetap mengapresiasi semangat juang para peserta, termasuk dari daerah-daerah yang belum lolos.
“Bagi yang belum lolos, masih ada satu kali kesempatan babak kualifikasi lagi sebelum Porprov. Kami berharap akan ada kejutan dari tim-tim baru,” ucapnya.
Abdul Hadi menekankan pentingnya pembinaan yang konsisten dan berkelanjutan untuk mencegah dominasi oleh kelompok atau daerah tertentu saja. Menurutnya, agar prestasi bisa merata dan olahraga bridge terus berkembang, perlu dukungan sistematis dari pemerintah daerah, KONI, dan dunia pendidikan.
“Kami ingin ke depan juara-juara bridge tidak hanya datang dari pemain-pemain lama atau daerah unggulan, tapi juga dari wajah-wajah baru yang berasal dari hasil pembinaan jangka panjang,” tegasnya.
Kejuaraan ini juga menjadi catatan penting bahwa Kabupaten Wonosobo memiliki potensi besar dalam pengembangan olahraga bridge. Selain mampu menjadi tuan rumah kejuaraan tingkat regional, animo peserta dan dukungan pemerintah daerah menjadi modal positif untuk menghidupkan kembali bridge sebagai cabang yang diminati.
Meski masih menghadapi tantangan regenerasi dan keterbatasan frekuensi kejuaraan, GABSI Wonosobo bertekad menjadikan olahraga bridge sebagai bagian dari pembinaan prestasi yang serius.***
Editor : Agus Hidayat