Lintastopik.com — Di tengah gempuran musik modern, kehadiran Orkes Melayu Lorenza (OM Lorenza) justru membawa angin segar dengan mengusung konsep yang berbeda. Grup musik asal Sukoharjo ini sukses mencuri perhatian publik lewat gaya klasik dan musik era 70-an hingga 80-an yang dibawakan secara total.
Popularitas OM Lorenza bukan datang dari kehadiran musisi nasional atau penyanyi papan atas. Justru kekuatan mereka terletak pada konsep unik dan nuansa nostalgia yang kuat. Di bawah komando Budi Aeromax, grup ini konsisten membawakan lagu-lagu legendaris dari masa lalu, lengkap dengan gaya busana yang mendukung.
Setiap penampilan OM Lorenza tak ubahnya seperti mesin waktu. Para personel tampil dengan kostum khas jadul seperti rambut gondrong atau gimbal, celana cutbray, dan kemeja ketat bermotif kotak-kotak. Menariknya, antusiasme penonton juga luar biasa. Mereka ikut larut dalam atmosfer retro dengan mengenakan busana era yang sama dan membawa aksesoris ikonik, seperti tape recorder klasik yang dipanggul di pundak.
Fenomena ini menjadi daya tarik tersendiri di dunia hiburan, karena menghadirkan sesuatu yang otentik dan penuh kenangan. Tak heran jika setiap kali OM Lorenza tampil, baik di kota maupun desa, masyarakat tumpah ruah menyambut mereka. Penampilan mereka bukan sekadar konser musik, tapi juga sebuah pesta nostalgia lintas generasi.
Kini, nama Orkes Melayu Lorenza mulai menembus panggung di luar wilayah Jawa Tengah. Mereka mendapat undangan dari berbagai daerah yang penasaran dengan sensasi tempo dulu yang mereka suguhkan.
OM Lorenza membuktikan bahwa musik lama tak pernah benar-benar usang. Dengan sentuhan kreativitas dan konsistensi konsep, orkes melayu ini menjelma menjadi oase hiburan yang segar sekaligus menghangatkan kenangan masa lalu.***
Editor : Die An Nahl
