Ad image

Bupati Pati Sudewo Dilempari Botol Saat Minta Maaf Dihadapan Demonstran, Ajudan Pasang Tameng

19 Views
2 Min Read
Bupati Pati Sudewo harus dilindungi ajudannya menggunakan tameng saat berbicara diatas kendaraan milik polisi. ( dok. istimewa)

Pati (Lintas Topik.com) — Unjuk rasa ribuan warga di Alun-Alun Pati berujung ricuh pada Rabu (13/8/2025).

 Bupati Pati Sudewo yang muncul di hadapan massa sekitar pukul 12.16 WIB—berdiri di atas kendaraan polisi—sempat menyampaikan permintaan maaf, namun sontak mendapat lemparan botol air mineral dan sandal dari kerumunan.

 Ajudan serta aparat yang berada di dekatnya langsung mengangkat tameng (riot shield) untuk melindungi bupati sebelum ia mundur dari lokasi.

Sebelum kemunculan Sudewo, tensi massa meningkat di depan Pendopo/Kantor Bupati Pati. Bagian pagar depan dilaporkan roboh/jebol saat dorong-dorongan, disusul suara letusan yang berasal dari upaya penertiban aparat.

 Setelah bupati muncul dari atas mobil polisi dan membuka pernyataan dengan kalimat “Saya mohon maaf…”, situasi kembali memanas—lemparan botol dan sandal mengarah ke panggung komando, memaksa sudewo turun.

Untuk memecah konsentrasi massa dan mendorong mundur barisan depan, petugas menembakkan water cannon dan gas air mata ke arah kerumunan. Kepulan gas terlihat di area alun-alun dan akses menuju pendopo, sementara arus lalu lintas sekitar dialihkan.

- Advertisement -

Aksi ini digalang berbagai elemen yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Pati Bersatu. Tuntutan utama: meminta Sudewo mundur.

Gelombang protes dipicu kebijakan kenaikan PBB-P2 hingga 250% yang kemudian dibatalkan oleh bupati pada 8 Agustus, namun penolakan meluas karena gaya kepemimpinan dan kebijakan lain yang dinilai tak berpihak pada warga.

Kapolresta Pati Kombes Jaka Wahyudi sebelumnya menyebut 2.684 personel gabungan disiagakan untuk mengamankan aksi hari ini. Aparat berjaga di sejumlah akses masuk alun-alun dan titik rawan di sekitar pendopo.

Hingga laporan ini diturunkan, aparat masih melakukan penyekatan di beberapa ruas, sementara sebagian massa bertahan di sekitar alun-alun. ***

Editor : Agus Hidayat

Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version