Israel Lancarkan Operasi Militer Besar “Rising Lion” ke Iran, Sasar Fasilitas Nuklir dan Markas Militer

15 Views
3 Min Read
Dampak serangan yang dilakukan israel ke Iran dalam Operasi Rising Lion. ( istimewa)

Lintas Topik.Com — Militer Israel meluncurkan serangan udara besar-besaran ke wilayah Iran pada Jumat dini hari (13/6), dalam operasi yang diberi sandi “Rising Lion”, dengan menargetkan lebih dari 200 lokasi strategis di seluruh Iran. Serangan ini menyasar fasilitas nuklir, pusat riset militer, sistem pertahanan udara, hingga kediaman para pejabat tinggi Garda Revolusi Iran.

Menurut laporan dari The Guardian dan AP News, serangan melibatkan lebih dari 200 jet tempur F-35 yang menerobos wilayah udara Iran, dibantu oleh operasi intelijen Mossad dan sabotase sistem radar. Fasilitas pengayaan uranium di Natanz dan Fordow menjadi target utama, bersama sejumlah situs misil di Isfahan dan Khondab.

Juru bicara militer Israel menyatakan bahwa operasi ini adalah bentuk “serangan pre-emptive untuk menghentikan pengembangan senjata nuklir Iran yang sudah berada pada ambang kesiapan.”

Korban Jiwa dan Kerusakan

Pemerintah Iran mengonfirmasi bahwa sedikitnya 90 orang tewas, termasuk sejumlah petinggi militer dan ilmuwan nuklir. Beberapa nama yang disebutkan termasuk Hossein Salami (Komandan Garda Revolusi), Mohammad Bagheri (Kepala Staf Angkatan Bersenjata), serta dua ilmuwan nuklir senior dan mantan kepala Badan Energi Atom Iran, Fereydoon Abbasi.

Selain itu, lebih dari 300 orang dilaporkan luka-luka, dan sejumlah fasilitas sipil di sekitar target strategis juga terdampak.

- Advertisement -

Respons Iran: Operasi “True Promise III”

Sebagai balasan, Iran meluncurkan Operation True Promise III, dengan menembakkan lebih dari 100 drone dan 150 rudal balistik ke wilayah Israel. Militer Israel mengklaim bahwa sebagian besar serangan berhasil dicegat oleh sistem pertahanan Iron Dome dan Arrow 3, namun beberapa rudal menghantam wilayah pemukiman dan menyebabkan satu orang tewas serta puluhan luka ringan.

Pemerintah Iran menyebut serangan Israel sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan nasional dan hukum internasional” dan berjanji akan mengambil langkah lanjutan jika serangan kembali terjadi.

Reaksi Internasional

Dewan Keamanan PBB segera menggelar sidang darurat atas permintaan beberapa negara anggota. Amerika Serikat menyatakan tidak terlibat dalam operasi tersebut dan meminta kedua belah pihak untuk menahan diri. Sementara Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengonfirmasi tidak ada kebocoran radiasi dari fasilitas nuklir yang diserang.

Harga minyak global melonjak lebih dari 6 persen akibat kekhawatiran meningkatnya konflik di kawasan Timur Tengah. Sejumlah maskapai besar juga mengumumkan perubahan rute penerbangan untuk menghindari wilayah udara Iran dan sekitarnya.

- Advertisement -

Operasi militer ini menandai eskalasi paling signifikan dalam konflik terbuka antara Israel dan Iran dalam dua dekade terakhir. Belum ada indikasi bahwa kedua pihak akan menempuh jalur diplomatik dalam waktu dekat, sementara kawasan regional bersiap menghadapi ketidakpastian yang lebih besar dalam beberapa hari ke depan.***

Sumber : The Guardian, AP

Editor : Agus Hidayat

Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version